Nama : Sofy Widya Utari
NIM : 115120101111012
Response Paper 1 Kesenjangan
dan Eksklusi Sosial
Amartya Sen adalah
seseorang yang merumuskan pembangunan dan adanya suatu kebebasan. Yang di
maksudkan dalam kebebasan disini yaitu dimana setiap individu berhak memperoleh
kebebasan untuk menjadikan dirinya lebih baik lagi dan untuk mengembangkan
idenya dalam bidang ekonomi atau ownership, ownership merupakan kepemilikan
pribadi. Adil adalah setiap orang mempunyai suatu kesempatan yang sama dalam
segala hal dalam pembagiannya atau ketika berkompetisi. Mempunyai kesempatan
yang sama yang dimaksudkan diatas ditolak oleh Karl Marx. Menurut Karl
Marx adil merupakan hasil yang sama dan
dia menolak akan adanya orang yang kaya dan orang yang miskin dia menganggap kalau
semua itu sama rasa. Dan dalam tradisinya dia melarang adanya suatu konflik
mengenai materi atau ekonomi. Amartya Sen juga membuka wacana baru. Yang dimana
eksklusi sosial selalu berhubungan dengan kesempatan dan ekonomi. eksklusi
sosial ada 2 yaitu eksklusis sosial pasif dan eksklusi sosial aktif. Yang
dimaksudkan eksklusi sosial pasif yaitu merupakan sekelompok yang minoritas
saja dan tidak mempunyai hak dalam berbuat karena sudah dikuasai oleh
sekelompok yang mayoritas saja contohnya seperti para pengungsi yang dimana
para pengungsi tersebut yang memasak atau membagikan makanan hanya orang
tertentu dan yang lainnya tidak mempunyai hak untuk ikut andil dalam kegiatan
tersebut dan hanya menerima saja. Hal itu terjadi karena muncul pula yang
namanya deprevition yang artinya dapat mengakses sumber-sumber makanan yang
dapat diakses dalam suatu kehidupan sosial atau nama lainnya adalah suatu
perampasan hak yang sudah kehlangan akses.
Pengertian dari eksklusi
sosial merupakan orang yang dirasa terpinggirkan sehingga akhirnya dia akan
sulit untuk mengakses suatu kehidupan yang selanjutnya dapat terputus dan tidak
bisa berpeluang untuk berkembang yang dapat dinikmati oleh masyarakat pada
umumnya. Sedangkan pengertian eksklusi
sosial oleh Aamartya Sen memiliki keterkaitan antara kemiskinan dan deprivasi.
Yang dimaksudkan dalam kemiskinan yaitu keterbatasan dalam penghasilan yang
sudah dikaitkan dengan deprivasi atau perampasan hak tersebut. jadi kemiskinan
itu bisa tejadi ketika orang tersebut sudah dirampas haknya atau sudah menjadi
orang yang terpinggirkan. Contohnya seperti mantan narapidana, yang dimana
ketika mendengar nama kata narapidana adalah identik dengan orang jahat dan
pembunuh namun ketika dia sudah bebbas dari penjara dia masih mempunyai identitas
seperti itu sehingga masyarakat yang lainnya berfikiran kalau dia bakal seperti
itu lagi dan dia merasa terpinggirkan dan tidak bisa mengakses haknya sehingga
dia menjadi miskin karena sulit untuk mendapatkan pekerjaan. Begitu pula dengan
Durkheim yang dimana durkheim berbicara mengenai solidaritas sosial. Sehingga
kalau dihubungkan dengan ekslusi sosial adalah dimana eksklusi tersebut
mengancam solidaritas sosial, karena dalam kehidupan dimasyarakat terdapat
kelompok-kelompok yang selalu ada dalam kehidupan sosial. Deviant merupakan
perilaku yang menyimpang. Apabila terdapat seseorang yang perilakunya terlihat
aneh dan tidak sesuai dengan norma yang ada dimasyarakat. Penyimpangan juga
bukan kualitas dari tindakan yang dilakukan tetapi lebih pada sanksi yang
diterapkan kepada seseorang yang melakukan suatu penyimpangan. Orang yang
deviant banyak yang dijauhi dan dianggap aneh oleh masyarakat yang berada pada
sekitarnya karena dia di anggap menyimpang dari nilai dan norma yang berlaku di
masyarakat dan mengancam solidaritas masyarakat tersebut. durkheim juga
membahas tentang tindak kejahatan dimana crime itu dianggapnya normal dan tidak
menyimpang dan mudah ditemukan disetiap masyarakat.
Dalam pandangan karl
marx, dia mengatakan bahwa yang menentukan kalau devian tersebut adalah the
rulling class, yang dimaksudkan dalam rulling class adalah kaum borjuis atau
kaum kapitalis yang mentukan struktur dan kontrol yang ada di tiap masyarakat. Menurutnya
orang yang dianggap sebagai devian adalah mereka yang tidak ikut menyokong para
kapitalis dan mereka yang membahayakan akumulasi modal. Masyarakat itu dibagi 2
ada yang ikut mengokong kapitalis dan ada pula yang membahayakan kapitalisme
orang yang membahayakan menurut marx adalah orang yang deviant karena dia tidak
bisa menyokong perekonomian, kelompok yang membahayakan tersebut biasanya
disebut sebagai sosial dynamite kelompok ini lebih bersifat bisa bergejolak
dibandingkan dengan kelompok-kelompok atas karena masih memiliki daya berfikir
yang kuat dan mempunyai tubuh dan keadaan yang kuat pula. contohnya adalah para
pemuda yang berpendidikan bisa menentang para kapitalis maka dari itu dia
dianggap membahayakan para kapitalis karena bisa menolak para-para kapitalis.
Dan dikontrol oleh legal system yang dimaksudkan adalah sistem yang lebih
tegas. Sedangkan seseorang yang tidak berbahaya disebut sebagai sosial junk. Kelompok
itu muncul dari kegagalan mereka dalam melakukan perannya menyokong masyarakat
atau yang menyokong kapitalis dan di dominasin oleh kelas-kelas tertentu. Seperti
contohnya adalah orang cacat. Orang cacat dianggap tidak berdaya dan dia tidak
berdaya untuk menentang para kapitalis. Mereka dikontrol oleh agen-agen atau
negara. Sebenarnya teori marx menjadi
salah satu teori kritis yang mencoba melihat devian kontrol. Ekonomi sebenarnya
memberikan pengaruh yang sangat bear terhadap kegiatan atau bangunan yang
berada diatasnya.
Response Paper 2
Kesenjangan dan Eksklusi Sosial
Judit Butler disini berbucara tentang adanya gender dan
seks bagi setiap manusia baik laki-laki maupun perempuan. Jadi antara perempuan
dan laki-laki memiliki pengalaman yang sama seharusnya. Sedangkan dalam
masyarakat pada umumnya pengalaman laki-laki dan perempuan memiliki
pengalaman yang berbeda atau yang
disebut sebagai social experience. Jadi menurut saya biarlah individu itu untuk
menilai bagaimana dia mengespresikan dirinya dan memiliki suatu performa untuk memaknai tubuh
mereka masing-masing. Contohnya seperti seorang waria yang dimana seorang waria
ini merupakan jenis kelamin awalnya adalah laki-laki tetapi dia menginginkan
untuk menjadi seorang perempuan namun waria tersebut menemukan sebuah makna
ketika dia menjadi seorang wanita dan bagaimana cara waria itu untuk memaknai
tubuhnya sendiri . Namun hal tersebut mengakibatkan suatu eksklusi social
karena adanya suatu dominasi dari masyarakat yang biasa atau yang menjadi
normal dan masyarakat tidak boleh untuk memaknai tubuh seseorang. Karena yang
berhak ialah bagaimana cara individu tersebut memaknai tubuh mereka sendiri.
Sedangkan menurut Mike Oliver yang dimana adanya
seseorang yang mempunyai tubuh yang tidak sempurna dijadikan sebagai obyek perhatian. Orang cacat dijadikan sebagai
obyek perhatian dan penelitian. Misalnya ada orang cacat yang kemudian
dijadikan sebagai obyek penelitian psikolog, selain itu oliver juga berpendapat
bahwa kata cacat itu sebenarnya tidak ada, cacat adalah apabila lingkungan
tidak bisa mendukung aktifitas seseorang. Ketika seseorang memiliki bentuk
tubuh yang tidak seperti orang lain pada umumnya tapi dia bisa mengakses
fasilitas yang ada dan lingkungan mendukung segala aktifitasnya maka ia adalah
normal. Pemikiran yang lain adalah foucoult, dia mengemukakan adanya the rezime
of truth yang mengelompokkan individu berdasarkan ciri fisik mereka. Contohnya
seperti orang gila. Orang gila dikelompokkan menjadi satu sehingga mereka
banyak yang menikah dengan orang gila dan orang gila juga. Dan muncul pula
rumah sakit jiwa tempat orang sakit mental ini dikelompokkan.
Stigma dan identitas sosial Erving Goffman. Yang dimaksud
sebagai identitas sosial adalah sebagai
atribut yang sudah melekat pada diri individu tersebut dan untuk mengetahui
siapa dirinya sebenarnya. Sedangkan pengertian dari stigma sendiri adalah tanda
negatif yang diberikan kepada seseorang dan biasanya stigma ini diberikan oleh
masyarakat orang-orang tertentu saja. Stigma melihat identitas sosial,
sedangkan identitas sosial itu bentukan dari masyarakat tersebut. contohnya
seperti mantan narapidana yang terjerat kasus pembunuhan apabila dia sudah
bebas maka masyarakat memandang negatif kepada mantan narapidana tersebut dan
menjustise dia sebagai seorang pembunuh sehingga mantan napi tersebut susah
untuk melakukan kegikatan sosial atau susah untuk mendapakan pekerjaan lagi
karena sudah dicap sebagai seorang pembunuh.. identitas sosial menurut Goffman
dapat dibedakan menjadi 2 yaitu yang pertama adalah virtual sosial identity
atau nama lainnya adalah prasangka yang diamana asumsi yang muncul itu
menghubungkan dengan realitas sosial yang sebelumnya masih belum diketahui dan
lebih cenderung untuk menyalahkan. Contohnya dimana seseorang sedang menggosip
mereka berbicara tanpa ada buktinya.
Yang kedua adalah Actual sosial identity yang dimana realitas yang ada
dapat dibuktikan.
Terdapat 3 tipe stigma yang terjadi dimasyarakat diantaranya
adalah yang pertama adalah stigma cacat fisik yang dimaksudkan dalam cacat
fisik disini ialah seseorang yang tidak mempunyai tubuh yang sempurna. Setiap
orang pada saat melihat seseorang yang cacat fisik maka dia dipandang sebagai
orang yang aneh atau dipandang hanya sebelah mata oleh para orang-orang yang
normal. Stigma dari orang cacat sendiri adalah menggap kalau seseorang yang
cacat pada dasarnya kalau sedang malaksanakan pekerjaan tidak bisa sempurna
karena terbentur oleh kekurangannya itu dari situlah muncul stigma yang
dilabelkan masyarakat yang kurang sempurna. Dan yang kedua adalah stigma
karakter individu yang buruk. Contohnya ialah homoseksual orang yang saling
menyayangi sesama jenis ini dipandang buruk karena tidak sesuai dengan
nilai-nilai yang sudah terjadi di masyarakat sebelumnya. Dan yang ketiga ialah
stigma kesukuan atau gagasan atau agama yang dapat diturunkan oleh generasi
yang akan datang. Menurut Goffman stigma adalah prosesor untuk
mengkonfirmasi ketidakbiasaan orang lain
contohnya adalah ketika terdapat seorang laki-laki pada malam hari berjalan
dengan membawa sebuah botol maka orang lain yang melihatnya mengira kalau yang
dibawa oleh laki-laki tersebut adalah botol minuman keras padahal belum tentu
yang dibawa oleh laki-laki tersebut adalah miras melainkan botol kecap juga
bisa. stigma memunculkan inferioritas atau nama lainnya adalah rendah diri yang
dimana seseorang yang selalu menganggap dirinya paling buruk diantara yang
lainnya.
Analisis Film “Berawal Dari A”
Dalam film tersebut saya mencoba menganalisisnya dengan menggunakan teori
judith butler tentang gender adalah kontruksi soisal yang ada melupakan
pengalaman individu, di dalam film ini gender yang di tampilkan adalah ketika
ada seorang suami istri yang dimana seorang suami istri tersebut terdapat
fungsi tubuh yang kurang sempurna yang perempuan seorang yang tunanetra dan
yang laki-laki adalah seorang tunarungu. Apabila menjalankan kewajiban dalam
beragama yaitu dalam melaksanakan shalat 5 waktu pada umumnya masyarakat
memandang kalau yang seharusnya menjadi pemimpin atau imam adalah laki-laki
namun dalam film ini gender mulai nampak ketika istrinya menjadi imam dalam
menjalankan ibadah. Padahal pada umumnya masyarakat mengatakan kalau seperti
itu adalah salah sehingga ibu dari si istri pun mengatakan kalau hal seperti
itu dianggap tidak wajar. Maka dari itu gender menurut saya merupakan suatu
pengalaman dari individu tersebut karena
adanya suatu dominasi yang selama ini sudah hadir karena makna yang hadir dalam
individu tersebut. jadi intinya adalah sesungguhnya individu lah yang menbangun
adanya gender. Sehingga yang ditampilkan dalam film tersebut keluar dari
persepsi seseorang pada umumnya selama ini.
Sedangkan menurut Mike Oliver adalah ketika tubuh yang dianggap berbeda
pada umumnya dijadikan suatu object oleh masyarakat yang lainnya. Sehingga di
film ini kita kiya bisa melihat bagaimana masyarakat menjadikan mereka berdua
object atau sasaran perhatian karena ketidaksempurnaan yang mereka miliki.
Selain itu mike oliver juga mendiskripsikan tentang makna cacat, cacat
menurutnya apabila ia tidak bisa melakukan apa yang orang secara umum lakukan,
dari film ini terlihat bahwa para difable ini bisa menlakukan apa yang
dilakukan orang secara umum, ia melakukan kegitan seperti biasa walaupun
terdapat hambatan karena ia seorang tunanetra tapi dia menggunakan tangannya
untuk menggantikan penglihatannya. Seperti yang dilihatkan dalam film tersebut
ketika mereka hendak membeli kacamata penjual kacamata tersebut memandang
mereka dengan wajah yang sinis dan penug dengan ejekan pedagang tersebut
memandang kedua orang itu merupakan orang yang yang tidak wajar. Sedangkan
menurut foucoult adanya regime of truth yang dimana seorang yang tidak sempurna
menikah dengan orang yang tidak sempurna pula
hal itu mejadi hal yang seharusnya terjadi dalam masyarakat. Hal itu
terlihat dalam film itu ketika seorang perempuan yang tunanetra menikah dengan
seorang laki-laki yang tunarungu.
dari ketiga pemikiran butler,oliver dan foucault sama-sam lebih condong pada kekuasaan dan lebih mengarah pada "cacat tubuh" yang dimiliki seseorang...konstruksi masyarakat atas orang yang "cacat" membuat pengetahuan baru yang seakan terus menerus dibenarkan dan membentuk pemikiran masyarakat mengenai mereka yang "cacat", padahal sebenarnya semua manusia pada dasarnya memiliki hak dan kewajiban yang sama untuk memperoleh perlakuan yang sesuai maupun membentuk identitas diri mereka sebagai individu......
BalasHapusApa Yang Di Maksud Respon paper
BalasHapus