Oleh:
Ayu Septy Wardah
115120105111001
Kesenjangan dan Ekslusi Sosial
Dalam kehidupan sosial yang kita jalani kebanyakan dari kita menjalani hidup yang bisa di katakana normal oleh kebanyakan orang. Kuliah dengan normal, sosialisasi dengan lingkungan sekitar dengan normal. Namun di dalam film kemaren berbeda dengan keadaan yang kita sebut normal. Dalam film tersebut saya akan melihat dari beberapa sudut pandang, dalam sudut pandang agama di rasakan salah ketika seorang laki-laki menjadi makmum bagi perempuannya karena tidak sesuai ajaran agama islam yang berlaku. Hal ini tidak lumrah karena laki-laki yang seharusnya menjadi imam di karenakan laki-laki yang seharusnya menjadi pemimpin bagi perempuan, bukan perempuan yang menjadi pemimpin bagi laki-lakinya. Ini di Kesenjangan dan Ekslusi Sosial
karenakan keterbatasan laki-laki yang tuna rungu dan juga bisu, sehingga belum bisa menjadi imam dengan baik.
Jika di lihat dari sudut difabel kondisi seperti ini tubu seorang difabel di jadikan diskriminasi bagi para masyarakat yang ada di sekitarnya. Mereka di paksa harus mengikuti kebiasaan orang yang di anggap normal di sekitarnya. Di tuntut menjadi sama tanpa mengingat kekurangan yang ada. Diskriminasi ini yang terkadang membuat orang-orang difabel semakin termarginalisasi dengan keadaanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar