Resdian Febrio
115120113111002
Respon Paper TSM, Bourdieu.
Bourdieu adalah seorang aktivis sosial dan politik. Awalnya, Bourdieu adalah seorang yang
tertarik dengan filsafat, namun beralih pada sosiologi karena keprihatinnya
atas lingkungan sosial. Dalam mengungkapkan tentang fenomena sosial, teori
Bourdieu membahas tentang haboitus atau kebiasaan, field atau ranah dan modal.
Habitus menurut Bourdieu memungkinkan individu
untuk dapat memahami lingkungan sosialnya, akan tetapi dengan masyarakat yang
begitu kompleks maka juga berarti bahwa banyak habitus dan kehidupan sosial
yang tidak sama atau berbeda antara individu satu dengan individu lainnya. Oleh
sebab itu ada ungkapan yang menyatakan bahwa setiap individu itu unik, karena
setiap orang itu berbeda, memiliki habitus dan kebiasaan yang berbeda karena
lingkungan sosial maupun lingkungan fisik yang berbeda-beda.
Dalam habitus terdapat
tindakan sadar, semi sadar dan tidak sadar. Pengertian tindakan sadar ialah
dimana seseorang individu sadar akan yang ia lakukan, sesuai dengan tujuan yang
ingin dicapainya, contohnya ketika saya sedang lapar, maka saya akan memasak
untuk mengisi perut saya yang lapar, tindakan yang dilakukan dengan maksud
memenuhi tujuan yang ingin dicapai. Untuk tindakan tidak sadar adalah tindakan
seseorang yang banyak dipengaruhi oleh lingkungan sosial nya, contohnya ketika
saya berada di kantin bersama teman-teman yang sedang makan, dan saya menjadi
ingin makan juga. Hal ini dinamakan tindakan tidak sadar karena tindakan yang
saya lakukan banyak dipengaruhi teman di sekitar meskipun tidak secara lisan.
Selain itu untuk tindakan semi sadar adalah ketika saya bertindak karena tujuan
dan tindakan saya dipengaruhi atau dibentuk oleh habitus saya. Contoh, ketika
saya sholat berjama'ah di Masjid dekat rumah karena telah terbiasa sejak kecil
dan menjadi kebiasaan di kampung.
Habitus Bourdieu juga membahas
tentang hubungannya dengan kelas sosial, dimana dengan habitus itu sendiri kita
mampu melihat bagaimana kelas seseorang dalam lingkungan sosialnya. Contoh
singkat saja tentang seseorang yang suka berbelanja di Mall dan seseorang yang
gemar berbelanja di pasar minggu atau pasar biasa, hal ini sangat menunjukkan
bagaimana kelas sosial dari kedua orang tersebut. Ada juga tentang kelompok
penyuka musik Jazz dan ada juga kelompok penyuka musik dangdut. Kelompok
penyuka musik dangdut akan sedikit dipandang sedikit kampungan dibandingkan
dengan kelompok penyuka musik Jazz yang banyak di gemari oleh masyarakat kelas
menegah keatas. Itulah mengapa kebiasaan atau habitus memperlihatkan status
kita dalam masyarakat. Jika kita mengamati, orang-orang kampung akan lebih
menyukai dan paham akan musik dangdut dibandingkan musik Jazz. Jelas sekali
habitus juga membedakan seseorang dalam hal selera, yang dimana selera yang
mereka miliki menimbulkan klasifikasi pada diri mereka yang berdasar atas
kesukaan ataupun pilihan atas mereka. Dengan hal tersebut, selera
ter-stratifikasi karena individu di-stratifikasi dalam kelas tertentu. Akan
tetapi, bagi saya perbedaan selera yang ada memperlihatkan bagaimana objek
budaya yang ada memperlihatkan nilai keindahannya masing-masing. Contohnya saja
budaya dari berbagai negara di belahan dunia, Jepang dengan pakaian Yukata nya,
Indonesia dengan Batik nya dll.
Hal ini memperlihatkan saya
akan peran kapitalis dalam mengendalikan kehidupan orang banyak. Pihak kapital
disini adalah seorang yang memiliki modal, dengan spesifikasi yang berbeda. Ada
kapital yang modalnya dari ekonomi, kultural, sosial, dan simbolik. Pengertian
kapital modal ekonomi yaitu modal yang berkaitan dengan materi dan fisik.
Kapital modal kultural meliputi hal-hal yang berhubungan dengan pengetahuan
yang empiris. Kapital modal sosial berhubungan dengan hubungan sosial yang
terjadi anatr individu. Dan kapital modal simbolik berhubungan dengan
kehormatan atau bisa disebut juga prestise. Habitus yang terjadi juga tak lepas
dari sebuah field atau ranah diamana ranah ini adalah lingkungan sosial p[ara
individu-individu dalam menjalankan kehidupan. Dalam field tersebut individu
saling bertarung dalam artian mempertaruhkan habitus atau kebiasaannya. Contoh
kecil adalah mahasiswa luar kota yang kuliah di Malang dimana mereka bertaruh
dengan warga asli. Pertarungan yang terjadi dalam hal misalnya bahasa dimana
banyak sekali warga luar pulau malang ataupun jawa yang telah fasih menggunakan
bahasa malang ataupun bahasa jawa karena mereka field mereka telah
mempengaruhi.
NAMA:
Resdian Febrio Catur
Analisis Film Bermula Dari A
Dari
film bermula dari A yang inti ceritanya adalah mengisahkan kehidupan seorang
laki-laki yang tunarungu dan wicara dan seorang wanita yang tunanetra. Dalam
interaksinya tersebut antara si perempuan dan laki-laki terjadi suatu hubungan
yang saling menguntungkan di tengah keterbatasannya, si perempuan berusaha
mengajarkan kepada si laki-laki mengeja kata A sampai si laki-laki berhasil
mengeja kata A, sementara si laki-laki menjaga perempaun tersebut dengan
kemampuan yang dimilikinya.
Dari
film tersebut dapat dianalisis menggunakan teori Mike Oliver mengenai model
sosial. Di tengah dominasi konstruksi terhadap tubuh mereka yang dikonstruksi
masyarakat sebagai manusia yang cacat atau mempunyai kebutuhan khusus yang
membuat mereka di ekslusi oleh masyarakat akan tetapi mereka berusaha membuat
suatu konstruksi baru dengan jalan suatu interaksi sosial antara si perempuan
dan laki-laki yang digunakan untuk mendobrak identitas lama yang membuat mereka
menjadi ekslusi. Interaksi sosial tersebut dalam bentuk interaksi yang
dilakukan si laki-laki dan perempuan, dalam interaksi yang terjalin dalam
bentuk suatu kerjasama yaitu ketika si perempuan mengajari si laki-laki mengeja
‘A’ begitu sebaliknya ketika laki-laki berusaha melindungi si perempuan dari
gangguan apapun dengan kemampuan yang dimilki walaupun dibatasi oleh komunikasi
verbal. Akan tetapi, dari interaksi tersebut merupakan usaha dari manusia yang
‘dikonstruksi’ berkebutuhan khusus ingin menunjukkan ke masyarakat bahwa
manusia yang selama ini ‘dianggap’ berkebutuhan khusus dapat melakukan suatu
kerjasama yang saling menguntungkan layaknya manusia normal ketika mereka
menunjukkan dalam bentuk laki-laki adalah mata atau penunjuk jalan bagi si
perempuan sedangkan perempuan adalah lidah atau alat komunikasi bagi si
laki-laki. Dari keterbatasannya tersebut mereka melakukan kerjasama untuk
menutupi kekurangan yang dimilikinya dan dapat mendobrak identitas konstruksi
masyarakat yang menyebabkan mereka menjadi ekslusi dengan mereka sebenarnya
juga dapat melakukan hal yang biasa dilakukan oleh manusia normal lainnya.
Dengan jalan model sosial ini, mereka ingin
menunjukkan kepada masyarakat bahwa tubuh mereka yang dianggap cacat oleh
lingkungan masyarakat merupakan konstruksi yang salah, dengan jalan interaksi
dan kerjasama yang dilakukan oleh si laki-laki dan perempuan dalam bentuk
kerjasama saling menutupi dan melengkapi kekurangannya sebagai bentuk usaha
mendobrak konstruksi lama yang dikonstruksi cacat oleh lingkungan dapat merubah
konstruksi tersebut menjadi layaknya manusia yang dikonstruksi normal oleh
masyarakat.
Oliver juga lebih mengarah kepada dimana akses dan fasilitas lebih mendukung kepada tubuh yang sehat secara fisik dibandingkan dengan yang diffable..disinilah terlihat lingkungan juga memiliki bagian penting dalam membentuk "kecacatan" tubuh seseorang. lingkungan lebih pro kepada orang normal secara fisik dibandingkan dengan yang tidak..
BalasHapussetuju elyah, kata Mike tidak ada yang cacat menurut mike, yang ada hanyalah lingkungan yang mengkonstruksikan cacat, jangan lupa hal ini karna kapitalisme..
Hapuskarna analisis mike lebih menekankan pada permasalahan lingkungan atau aksesibilitas yang tidak menunjang. mungkin yang harus dibenahi adalah permasalahan kebijakan baik itu yang bersifat mikro maupun yang bersifat makro. Pembangunan fisik yang bersifat "rama" terhadap disabilitas, akan mereduksi adanya diskriminasi yang terjadi pada penyandang disabilitas tersebut.
BalasHapus