Rabu, 25 Juni 2014

kesenjangan dan eksklusi sosial



Respon Paper Individu
(Hallanita Prabawati - 115120101111025 Kelompok 3) 
Masyarakat pada dasarnya adalah wujud dari kategori dan atribut yang sering melekat pada tiap-tiap individu yaitu identitas sosial. Yang dikatakan atribut oleh masyarakat merupakan secara natural atau alami, setiap rutinitas yang mempunyai hubungan dengan sosial selalu cenderung untuk mengatisipasi sebuah atribut itu sendiri. Stigma dapat memunculkan diskriminasi sehingga memicu streotep atau label, pelabelan ini bisa dikatakan yang ditujukan cenderung ke orang-orang yang mempunyai gangguan mental, penyakit ODHA atau yang lainnya. Dengan itu mereka diberikan pembedaan pada masyarakat atau diberi label yang berbeda dimata masyarakat. Identitas sosial itu tidak didefinisikan tetapi atribut yang dipakai oleh tiap individu juga diutarakan.
Bagi erving goffman identitas sosial itu dibagi menjadi dua yaitu: virtual sosial identity yang artinya realitas yang belum terbentuk dan cenderung menyalahkan atau menebak-menebak tidak ada buktinya sedangkan dengan actual social identity merupakan kategori atau atribut yang realitasnya terbukti/nyata. Dalam virtual dan actual ini mereka saling mempunyai kesenjangan atau stigma yang berlaku didalamnya dan saling berkaitan. Stigma itu sendiri merupakan sebuah proses yang dapat menimbulkan mendeskritditkan seseorang yang mereka anggap berbeda dengan masyarakat yang lain.
Menurut Goffman stigma itu sendiri merupakan relasi bahasa, wacana yang dapat memberikan kebenaran namun stigma itu sendiri dapat berbalik arah yang dalam stigma akan mengkonfirmasikan ketidakbiasaan orang lain. Stigma ini cenderung menyalahkan atribut yang sudah melekat didalam individu yang di anggap ketidaksempurnaan hingga memunculkan sikap rendah diri. Stigma yang dianggap oleh masyarakat antara lain yang mempunyai cacat fisik, karakter individu yang buruk, kesukuan/tribal/agama. Dari ketiga stigma tersebut orang-orang yang memiliki satu diantaranya akan muncul sikap rendah diri dan cenderung menyalahkan kondisinya karena mereka merasa terpojokan di masyarakat sekitar atau lingkungan sekitar.
Di dalam stigma ada label yang artinya label mereka mempunyai karakter individu yang cenderung diidentifikasikan dengan orang lain seperti halnya preman, ia sudah mendapat pelabelan preman maka bagi orang lain preman jahat dan lain sebagainya, diskriminasi merupakan perlakuan orang secara berbeda atas dasar alasan-alasan yang tidak relevan seperti guru berkulit putih dan murid yang berkulit putih sama kulit hitam namun guru tersebut lebih condong ke murid yang kulit putih karena mereka menganggap dia satu suku, prasangka ialah orang yang menilai kepada orang lain tanpa ada bukti yang nyata dan kekuatan yang tidak seimbang.
Setiap individu yang mempunyai stigma selalu ada sikap ketidaknyamanan, berusaha keluar dari identitas karena mereka merasa tidak nyaman dengan identitas itu sendiri atau dengan atribut yang melekat dalam dirinya, interaksi cemas atau bimbang, melakukan respon pertahanan yaitu dengan ekspresi langsung agar dianggap normal. Namun orang lain yang normal dalam melihat orang berstigma akan memunculkan rasa simpati, identifikasi diri dan berusaha menolak,patologi interaksi makna yang tidak sama atau dibedakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar