Rabu, 25 Juni 2014

Response Paper Individu Diva Trifindaardy Palupi

Nama : Diva Trifindaardy Palupi
Nim    : 115120101111004

Tugas 1

Eksklusi Sosial



Eksklusi sosial adalah proses yang menghambat individu dalam melakukan aktivitas sosial. Contohnya seperti bunuh diri. Komponen eksklusi sosial:
1.      Kemiskinan / pendapatan rendah
2.      Akses terhadap pekerjaan
3.      Tidak memiliki dukungan dari jaringan sosial
4.      Efek daerah setempat / lingkungan
5.      Lack of service
Diskursus ekslusi sosial menurut Parsons
1.      RED (Reelistribisionis Discourse) à Eksklusi sosial karena kemiskinan individu dan kelompok. Cara mengatasinya: mendistribusi pendapatan masyarakat melalui pajak.
2.      MUD ( Moral Underclass Discourse) à Individu yang melakukan penyimpangan, penyimpangan yang terdagradasi. Cara mengatasinya: mengidentifikasi seseorang ketika seorang melakukan penyimpangan.
3.      SID (Social Integration Discourse) à Masyarakat yang tereksklusi masih tetap terkoneksi.
Eksklusi sosial (Durkheim)
            Menurut Durkheim, eksklusi sosial mengancam solidaritas sosial sebab seseorang tidak bisa masuk ke dalam sistem sehingga dia menjadi dikesampingkan. Keberadaan mereka dikesampingkan secara sosial dan ekonomi. Sehingga akan muncul anomie. Anomie adalah keadaan masyarakat ketika benar-benar tidak ada norma, tidak ada aturan sehingga masyarakat akan pecah. Selain memunculkan anomie, eksklusi sosial bisa menjadikan disorganisasi sosial dimana ketika norma sudah tidak lagi berfungsi dengan baik maka rentan adanya penyimpangan salah satu contohnya seperti bunuh diri.
            Bagi Durkheim, masyarakat yang sehat adalah masyarakat yang ditemukan pada kondisi yang sama dan tahap yang serupa atau diakui oleh masyarakat luas. Phatologi yaitu dua kejadian yang sangat jarang ditemui dalam masyarakat atau sesuatu yang tidak wajar. Eksklusi sosial ini bisa-bisa akan memunculkan Devian, yaitu perilaku yang tidak sesuai dengan norma masyarakat. Maka dari itu, ketika suatu kelompok atau seseorang telah terekslusi sosial, dapat mengancam norma yang tidak sesuai dalam masyarakat yang nantinya dapat mengancam solidaritas sosial mereka yang rentan adanya penyimpangan sosial dalam masyarakat.

Tugas 2

Tubuh 



Tubuh merupakan yang pertama kali berjumpa dengan dunia. Tubuh juga sebagai analisa seperti yang di ungkapkan oleh beberapa tokoh, yaitu :
1.1.      Judit Butler
·         Gender adalah kontruksi melupakan pengalaman individu
·         Performa
·         Individu mengkontruksi gender
Disini tubuh harus selalu sesuai dengan tubuhnya yang menyebabkan terjadinya eksklusi sosial. Contohnya: waria dimana tubuh laki-laki tetapi berbadan perempuan sehingga waria tersebut menjadi tereksklusi.

2.  2.     Mike Oliver
·         Tubuh berbeda menjadi objek
·         Lingkungan menentukan tubuh
·         Lingkungan menjadikan “Dis”
·         Kapitalisme dan materialisme
Bentuk tubuh yang berbeda dari bentuk tubuh yang normal menjadi pusat perhatian bagi orang-orang. Misalnya saja para penyandang difabel. Sebenarnya tidak ada bentuk tubuh yang cacat namun lingkunganlah yang menjadikan “Dis”. Adanya kapitalisme juga menjadikan adanya “Dis” pada lingkungan.

3.   3.   Foucault
Menurut Foucault, manusia diatur dari tubuhnya, manusia di tata sesuai dengan tubuhnya di legitimasi dokter dan psikologi. Hal ini menurut Foucault dinamakan Rezim of Truth. Rezim of Truth yaitu tubuh-tubuh yang di tata. Contohnya, orang yang pintar harus masuk SMA favorit, orang yang lemah bersekolah di sma yang biasa saja. Dari situlah muncul govermentality dimana tubuh yang berbeda tersebut dapat memunculkan diskriminasi namun ada juga yang tidak memunculkan diskriminasi itu.


Tugas 3
Review Film Pendek "Bermula dari A"

Film ini menceritakan seorang wanita tuna netra dan seorang laki-laki tuna wicara. Di mana kedua orang tersebut saling melengkapi satu sama lain meskipun mereka terdapat kekurangan. Dalam film ini, wanita membantu laki-laki tersebut untuk dapat mengucapkan “Akbar” dengan keterbatasan yang wanita dan laki-laki itu miliki.
            Dalam film tersebut, disini Judit Butler membagi 3 perpektif yang pertama dimana gender merupakan kontruksi melupakan pengalaman individu, performa, individu mengkonstruksi gender. Di film tersebut, diperlihatkan ketika sholat berjamaah, wanita tuna netra tersebut mengimami laki-laki tuna wicara tersebut. Di dalam agama, laki-lakilah yang menjadi imam untuk wanita sehingga ibu wanita di film tersebut merasa bahwa tak pantas seorang wanita mengimami seorang laik-laki. Inilah yang menjadikan adanya konstruksi sosial dari masyarakat. 
            Dengan pemikiran yang sudah melekat di masyarakat bahwa seorang laki-lakilah yang harus mengimami wanita bukan sebaliknya maka ada performa dimana performa tersebut akhirnya memberikan pemikiran kepada wanita tersebut agar laki-laki itu bisa menjadi imam meskipun dengan keadaan yang seperti itu. Wanita itu bekerja keras membantu laki-laki itu agar dapat mengimami seorang wanita ketika sholat.
            Akhirnya wanita tersebut mengajarkan laki-laki tersebut agar dapat mengucapkan “Akbar” agar dapat mengimami wanita tersebut untuk sholat berjamaah. Disini dapat dilihat bahwa individu telah mengkonstruksi gender. Konstruksi mengharuskan seseorang atau individu menjadi apa yang seharusnya sudah ditakdirkan. Seperti dalam cerita di film tersebut dimana imam itu harus laki-laki. Sehingga kontruksi yang berbeda dengan apa yang sudah melekat di masyarakat itu berbeda akan dapat terjadi eksklusi sosial atau diskriminasi kepada individu tersebut.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar