Evan Okta Harendrawan 105120100111010
Rahaninda Putri Assanti 115120101111002
Ayu Septy Wardah 115120105111001
Siti Nurjanah 115120100111020
Arief Aini Nur 115120107111044
Ageng Mahendra A 115120101111023
Thinarian Thomas W.P 115120107111023
Foto Orang-orang di Panti Jompo AL-ISHLAH yang ada di Kota Malang tepatnya di Jl. Lasda Adi Sucipto 22A/30
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Foto anak-anak yang tereksklusi di Slum Area (di pinggir rel kereta api Stasiun Kota Lama Malang)
Tempat bermain anak-anak yang tereksklusi di gang yang sempit
di daerah stasiun Kota Lama pinggir rel ketera api.
Anak-anak yang berjualan di pinggir rel kereta api
Anak-anak bermain layang-layang di pinggir rel kereta api
karena keterbatasan lahan yang sempit dan kumuh
Sebagai pancingan teman-teman terhadap foto yang dibagikan oleh kelompok 6 bahwa dapat dilihat di sekitar stasiun kota lama Malang terlihat sekelompok anak-anak yang sedang bermain layangan di sekitar rel kereta api, menurut kami anak-anak disekitar rel kereta api terdeprivasi artinya anak-anak tersebut kehilangan akses untuk lahan bermain mereka , deprivasi diartikan sebagai perampasan hak dimana anak-anak yang seharusnya bisa bermain di tempat yang aman akan tetapi diperlihatkan dalam foto anak-anak itu justru bermain di rel kereta api yang sangat berbahaya untuk keselamatan mereka . sangat disayangkan anak-anak yang tinggal di daerah pinggiran yang minim akan fasilitas untuk hiburan si anak tersebut bahkan untuk bermain layangan saja mereka harus mempertaruhkan nyawa
BalasHapusMiris melihat orang tua yang kurang diperhatikan seperti ini, saya bertanya-tanya kemana anak-anak mereka? Tidak seharusnya dihari tua mereka habiskan jauh dari keluarga dan sanak saudara.
BalasHapusiya piid .. mungkin lansia yang ada di panti wreda adalah lansia yang memang sudah tidak memiliki keluarga artinya hidup sebatang kara , apabila lansia yang sudah sebatang kara maka menurut saya lansia akan lebih memilih tinggal di panti wreda demi mendapatkan akses yang layak dan akan banyak mendapat bantuan karena faktor usia yang lemah melakukan aktivitas berat
HapusSaya senang karena masih ada segelintir orang yang sadar akan keberadaan mereka. Adanya panti wreda sering kali terlupakan oleh kita yang peduli akan gerakan sosial, kita hanya memandang permasalahan yang menjangkit anak muda, pengamen, pengemis, punk dan lainnya. Hingga terkadang melupakan mereka, para lansia.
HapusKonteks Lansia dan anak kecil kemudian menjadi sangat mirip. karena kemudian orang yang sudah tua atau lansia sering diidentikan dengan mereka yang kemudian kembali menjadi "anak kecil". Dalam konteks itu pula diskriminasi sering terjadi pada mereka yang sudah lansia dan anak kecil karena seringnya mereka didefinisikan dan diidentifikasi sebagai yang entitas yang lemah.
BalasHapusdari apa yang di sajikan oleh kelompok di atas ada dua hal yang dapat di lihat.., pertama, mengenai bagaimana kondisi orang tua di sebuah panti jompo, bagaimana para orang tua itu tereksklusi dari keluarganya sendiri (keluarga merupakan bagian terkecil dari sebuah masyarakat) namun di sisi lain keberdaan mereka di panti jompo juga berhubungan dengan persepsi orang-orang sekarang bahwa orang tua hanya akan menyusahkan dan merepotkan sehingga wajar kemudian jika mereka para orang tua di jauhkan dari kehidupan pribadi anak-anak mereka (stigma yang muali di anggap benar oleh masyarakat bahwa orang tua yang telah tua renta hanya akan menyusahkan dan merepotkan anaknya).., sedang yang kedua adalah tentang bagaimana kehidupan masyarakat di sepanjang pinggir rel kereta api., mereka tidak hanya tereksklusi dari segi kehidupan sosial tapi juga dari segi kehidupan ekonomi (terlihat gag kumuh tempat mereka tinggal, anak-ank yang bermain layangan di pinggir rel padahal hal itu berbahaya bagi diri mereka...
BalasHapuslansia dan anak kecil memang bukan katagori usia produktif sehingga mereka tidak dapat bekerja untuk memenuhi kebutuhannya sendiri karena keterbatasan fisik mereka. usia produktif di tentukan oleh struktur dan kemudian struktur itu sendir lah yang meng eksklusi lansia dan anak kecil. manusia di identikan dengan kerja jika tidak dapat bekerja dan memenuhi kebutuhanya maka mereka akan terpinggirkan.
BalasHapusberuntung sekali kita masih diberi kesempatan untuk mengakses dalam ranah pendidikan, dari keberuntungan ini kita sebagai seorang sosiolog pasti dihadapkan pada masalah sosial dan realitas kehidupan yang ada. tinggal bagaimana kita menggunakan ilmu kita untuk membantu meringankan beban-beban masyarakat. dari dalam foto tersebut meskipun mereka tidak mendapatkan akses, akan tetapi mereka masih dapat bersenang-senang tanpa memperdulikan tanggapan apapun tentang mereka. inspirasi banget buat kita semua................untuk tetap bertahan dizaman yang serba moder
BalasHapusmenurut R. Lenoir para jompo termasuk kedalam kategori masyarakat yang tereksklusi, tapi saya rasa jika melihat para jompo disebuah panti dimana mereka dirawat dengan berbagai fasilitas, bukan lagi termasuk dalam orang-orang yang tereksklusi..
BalasHapusadanya pemukiman kumuh seperti yang terlihat pada foto diatas apakah disebabkan karena pemerintah yang kurang memperhatikan masyarakat miskin setempat? apa solusi dan kebijakan pemerintah Kota Malang atas fenomena yang ada tersebut?
BalasHapusMemang dalam hal pemukiman kumuh (slum area) merupakan tanggung jawab pemerintah dalam mengatur tentang perencanaan tata ruang wilayah kota. Namun karena kurangnya lahan pemukiman karena ledakan pertumbuhan penduduk yang sulit diatasi. ditambah juga dengan adanya urbanisasi dan transmigrasi menuju kota-kota besar untuk mencari lapangan pekerjaan sehingga menjadi faktor penarik masyarakat yang ingin pindah ke kota-kota besar menjadi bertambah banyak penduduk dan tidak diimbangi dengan penataan pemukiman yang baik dan benar. Perlu adanya penataan dan perencanaan kembali dari pihak dinas terkait agar masalah tersebut dapat teratasi demi kenyamanan dan keselarasan bersama.
BalasHapus(EVAN OKTA HARENDRAWAN)
hal - hal semacam ini layaknya tidak hanya menjadi kewajiban pemerintah, karena sebagai sebuah institusi perguruan tinggi juga memiliki kewajiban pengabdian masyarakat dan hal itu dapat juga diarahkan pada fenomena - fenomena tersebut. sehingga mahasiswa nantinya tidak hanya menjadi komoditas bagi perusahaan atau industri akan tetapi mampu membangun masyarakat di daerah sekittarnya.
BalasHapus(achmad Riza)
Nampaknya ketertarikan kaum akademisi terhadap sektor pekerja sosial sangat kurang, sehingga sangat diperlukan kolaborasi antara pemerintah (seperti dinas sosial) dengan pihak akademisi dalam menghadapi permasalahan lansia tersebut.
Hapuslansia itu jadi permasalahan ta?
BalasHapusKalau menurut saya .. memang benar lansia seperti yg dikatakan oleh Lenoir termasuk dalam katagori masyarakat yg terekslusi . Eklusi yg dialami lansia mungkin bisa dijelaskan oleh Marx bahwa lansia termasuk orang yang tidak mampu menyokong kapitalis dan tidak mampu beradaptasi dengan kondisi kapitalis . Misalkan saja lansia dengan keterbatasan fisik yg semakin renta tentu tidak bisa bekerja secara maksimal sehingga mengurangi hasil produktivitas industri . Bayangkan saja apabila sebuah pabrik tekstil masih menerima lansia untuk dipekerjakan menjadi pekerja berat maka yang terjadi pabrik tersebut disangka melakukan diskriminasi terhadap lansia . Gitu sih mas ishak .. hehhe
HapusSaya mau menambahkan mas Ishak, berbicara garis besar saya memahami jika kemudian makna "lemah" "nyusahin" yang melekat misal pada orang tua atau lansia memang kemudian berkembang di masyarakat. karena kemudian sebagai contoh banyak orang tua yang kemudian maaf, tidak diurusi oleh anaknya sendiri. Dalam kajian sosiologi kritis dan posmodernisme disebutlah pada masyarakat umum terdapat narasi besar, yang kemudian membelenggu masyarakat itu sendiri. Dimana kemudian mengarahkan pengetahuan, kesadaran, dan kemudian dalam konteks eksklusi, menghadirkan makna-makna yang merujuk pada entitas yang dianggap "berbeda" dengan yang "umum". Menurut Sartre muda, maka tatapan orang lain adalah neraka bagi-nya (self) (merujuk pada entitas yang dikatakan "berbeda")
Hapusjika dilihat dari prespektif durkheim, mungkin sisi ekslusi sosial bisa dilihat dari tindakan lansia yang kadang tidak sesuai aturan norma sebab penurunan kondisi fisik dan mental yg di alami. sehingga, tindakan lansia yg seperti ini bisa dikatagorikan tindakan anomie. oleh sebab itu, panti jompo didirikan pemerintah sebagai langkah antisipatif untuk menangani hal ini disamping alasan-alasan yg lain.
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus