Ramdani
(115120100111036) – A.SOS.6
Respon
Paper I Kesenjangan dan Ekslusi Sosial
Economic and Development
Kedaulatan
ekonomi
Opportunity Economic yang berkembang di
era modernisasi ini menyebabkan masyarakat kehilangan sifat kedirianya (Sapere aude) karena semua yang ada saat
ini telah terstandarisasikan oleh kaum kapitalisme sehingga semua yang ada di
dalam masyarakat terlihat telah terkotak-kotakan oleh standarisasi tersebut.
Dalam pemikiran yang dituangkan oleh adam smith yang berbanding terbalik dengan
pemikiran Marx, sedangkan Smith berpendapat bahwa barisan individulah yang
menentukan keadaan atau posisi sosial seseorang dalam berkehidupan dengan masyarakat.
Namun berbeda dengan Marx dan Smith, lain halnya dengan Hegelian dengan
pemikiran utilitarian yang dalam keadaan ekonomi tidak menghargai minoritas, “greatest, happines, number” kebahagiaan
diberikan kepada orang banyak atau minoritas. Seperti halnya dalam beras ada
beberapa gabah, kita harus menghilangkan gabahnya bukan menghilangkan beras, karena
dalam hal ini beras (kebanyakan/mayoritas) sedangkan gabah (minoritas).
Ahmad Yaseer (India, 2008) mengatakan bahwa nahwa kedaulatan ekonomi
terbagi menjadi lima yaitu: ekonomi, opportuniy, traditional value (makanan
dll), depretation dan pedapatan. Ahmad Yaser juga membagi social ekslution
menjadi dua, yakni social ekslution pasif adalah orang minoritas yang tidak
memiliki hak mengembangkan, dan social ekslution aktif adalah mereka tidak
memiliki tawaran. Dalam pemikiran lainya Yaseer juga menjelaskan mengenai lost
current of output yakni orang yang tidak menghasilkan apa-apa, long term aspect
yakni orang yang tidak memiliki skill, lost of freedom yakni hilangnya
kebebasan yang dimiliki seseorang atau individu, psychology HAM and missionary
yakni tekanan psikologis yang didapatkan karena masyarakat tidak menerima,
health and mental seperti halnya PSK, ODHA, difabel. Motivation lost and future
work, gender and ras, weakening of social values.
Ekslusi sosial adalah proses yang
menghalangi atau menghambat individu dan keluarga, kelompok dari sumber daya
yang dibutuhkan untuk berpartisipasi dalam kegiatan sosial, ekonomi dan politik
di dalam masyarakat yang utuh. Melalui proses inilah individu atau kelompok
masyarakat untuk beberapa periode waktu kehidupan terputus dari layanan,
jejaring sosial dan peluang berkembang yang sebenarnya dinikmati sebagian
orang.
Komponen dalam ekslusi sosial (Pierson,
2002)
Kemiskinan dan kelompok berpendapat
rendah akses terhadap pekerjaan masih rendah.
1. RED
(Redistribution Discourse)
2. MUD
(Moral Underclass Discourse)
3. SID
(Social Integration Discourse)
Marx Theory menjelaskan tentang masalah
teori tradisional mengenai devian, tradisional teori tentang devian melihat
devian sebagai fenomena yang sifatnya episodik dan sementara, tradisional teori
tentang devian secara esensial mengabaikan struktur dan bersifat bersifat
ahistoris dalam analisisnya. Beberapa sosiolog melihat bahwa perlu adanya teori
atau penjelasan tentang hubungan antara devian-struktur sosial perubahan sosial.
Kajian mengenai ‘kontrol’ digagas dan melengkapi kajian baru tentang devian.
Mekanisme ‘kontrol’ awalnya dilihat sebagai mekanisme alami atas perilaku yang
menyimpang namun sesungguhnya ‘kontrol’ juga memunculkan devian, teori Marx
menjadi teori kritis yang mencoba melihat devian dan kontrol melalui konsep
devian production.
Tesis utama Marx yang menganalisis
devian, Marx terlebih dahulu melihat insfrastruktur yaitu hal yang berkaitan
dengan ekonomi dan suprastruktur yaitu hal yang berkaitan dengan budaya,
politik dan lain-lain. Marx juga menjelaskan masalah devian meuncul karena
adanya pertentangan dari kaum minoritas terhadap dominasi kelas, Marx juga
melihat masyarakat sebagai struktur (strukturalisme)
Devian production Marx melihat semua
aspek dimana populasi (masyarakat) secara struktural dihasilkan, dibentuk dan
dimanipulasi didalam kategori sosial yang disebut dengan devian, dapat
dimengerti dalam hubungan dengan kelas di masyarakat perubahan apapun terkait
dengan materialisme, insfrastruktur mengubah superstruktur mejadi materialisme.
Ramdani
(115120100111036) – A.SOS.6
Respon Paper II
Kesenjangan dan Ekslusi Sosial
Menurut Emile Durkheim Masayarakat
terdiri dari individu-individu, perjumpaan pertama dengan dunia adalah tubuh
semua dilihat dari tubuh atau fisik, misalnya keburukan atau kecantikan, hitam
atau putih, gemuk atau kurus, tinggi atau pendek dll. Masyarakat berkembang
scara dinamis, seirng dengan berkembangnya masyarakat menyebabkan penilaian
terhadap tubuh atau fisik semakin nyata atau jelas, konsekuensi melalui tubuh,
tubuh menjadi wilayah penting bagi manusia untuk bertemu dengan dunia.
Bagaimana kita memaknai tubuh?Tubuh menjadi tanda ketika kita memaknai tubuh
kita sendiri.
Tubuh sebagai analisa
1.
Judit
Butler
Gender adalah konstruksi yang merupakan
pengalaman individu-individu.Performa atau perform individu mengonstruksi
gender. Individu mengkonstruksikan gender sesuai dengan performa atau kondisi
fisik seseorang, apabila ada individu yang berbeda atau kekurangan secara fisik
maka akan di sebut “cacat”. Gender is experience pengertian gender adalah
hal-hal yang dialami atau pengalaman yang secara continue terkonstruksi dalam
pikiran invidu. Bagaimana manusia memaknai dirinya sendiri dan menciptakan
identitasnya, bagaimana memformakan diri sendiri. Sesuatu harus merefer dari
tubuhnya. Yang terjadi saat ini yang membedakan antara “normal” dan “cacat”
disebabkan adanya dominasi makna yang terjadi dalam masyarakat. Feminis yang
menentukan bentuk tubuh adalah masyarakat
2.
Mike
Oliver
Tubuh berbeda menjadi objek, karena hal
yang telah terkonstruksi dalam masyarakat adalah orang yang memiliki tubuh
sempurna, maka apabila ada individu yang kekurangan atau berbeda akan menjadi
objek, seperti halnya label “difabel”. Lingkungan menentukan tubuh, karena yang
ada dalam masyarakat terdapat dominasi makna. Lingkungan menjadikan ‘dis’. Hal
itu terjadi karena adanya miss antara orang yang mengganggap “normal” terhadap
orang yang dianggap “cacat”. Kapitalisme dan materialisme di sebut dengan
social model, Bukankah perbedaan itu biasa?. Kelompok-kelompok tubuh yang
berbeda menjadi selalu menjadi ‘perhatian’ sendiri Sebenernya kata “cacat” itu
tidak ada. Istilah ini dibuat oleh orang-orang “normal”. Cacat, ketika
lingkungan itu tidak mendukung “saya”. Hal ini karena danya pengaruh dari kapitalisme.
3.
Foucault
·
Regime of truth
· Govermentally, bagaimana tubuh itu
dibentuk sesuai dengan keinginan yang berkempentingan, contoh: orang pintar masuk sekolah favorit,
cacat masuk SLB dll.
·
Manusia ditata sesuai dengan tubuhnya
·
Setiap individu, mempunyai adaptasi,
bisa menyesuaikan dengan kebutuhan sehari-hari.
·
Candy menganggap aneh orang yang tidak
punya tangan mempoto, padahal tubuh itu bisa beradaptasi karena biasa.
·
Setiap hal yang berbeda itu bukannya
tidak bisa.
·
Masyarakat “normal” sering menganggapnya
“aneh” sehingga muncul deskriminasi.
Stigma dan identitas sosial
Mazhab strukturalis
Society
dianggap sebagai :
1. Kumpulan
individu yang mempunyai akibat yang natural.
2. Rutinitas
hubungan sosial mengantisipasi atribut dari luar natural.
3. Kehadiran
yang lain dari masyarakat pada dasarnya adalah wujud dari kategori dan akibat
yang melekat pada individu yang disebut identitas sosial.
Social identity
terbagi menjadi dua, yaitu:
1. Virtual social identity
adalah asumsi yang muncul menghubungkan dengan realitas yang belum terbentuk
sepenuhnya karakter cenderung menyalahkan.
2. Actual social identity
adalah kategori atau atribut yang realitasnya dapat terbukti.
Identitas sosial adalah definisi
seseorang tentang siapa dirinya, termasuk didalamnya atribut sosial atau personal dan atribut yang dibaginya
bersama dengan orang lain, seperti gender dan ras.
Stigma ada karena adanya kesenjangan
antara dan masalah identitas menimbulkan stigma. Stigma menimbulkan
deskriminasi dan dianggap berbeda. Stigma sendiri dibentuk oleh struktur
masyarakay. Stigmanisasi adalah sifat merendahkan di dalam masyarakat individu
atau kelompok dalam masyarakat.
3 tipe stigma, yakni stigma cacat fisik
yaitu prasangka individu atau masyarakat terhadap individu lain yang memiliki
kekurangan atau yang bisa disebut difabel. Stigma karakter individu yakni
prasangka individu atau masyarakat terhadap individu lain berdasarkan karakter
individu yang tidak sesuai dengan hal yang seharusnya, stigma kesukuan atau
verbal atau gagasan atau agama.
Teori stigma (Ervin Goffman)
·
Stigma adalah relasi bahasa.
·
Stigma adalah processor untuk
mengonfirmasi ketidakbiasaan orang lain.
·
Stigma memunculkan inferioritas terhadap
orang yang menjadi objek dari stigma itu sendiri.
·
Stigma menyalahkan atribut yang melekat
pada individu atas ketidaksempurnaan.
·
Stigma memunculkan deskriminasi.
Ramdani (115120100111036) – A.SOS.6
Kesenjangan dan Ekslusi Sosial
Dalam film “Berawal dari A”, dapat
dianalisis melalui teori yang dikemukakan oleh Mike Oliver yang menyatakan tubuh berbeda menjadi objek, dapat
terlihat dari isi film yang menampilkan dan menceritakan tentang suami istri,
sang suami menderita Tuna Rungu sedangkan sang istri menderita Tuna Netra.
Tanpa mengesampingkan isi dan amanat dari cerita film tersebut, jika dianalisis
lebih lanjut dalam film tersebut menonjolkan kekurangan dari masing-masing
individu tersebut, seperti sang suami dan istri namun mereka saling melengkapi,
tidak bisa disangkali mereka merupakan tokoh utama dalam cerita tersebut.
Lebih lanjut lagi dalam pemikiran Mike
Oliver yang menyatakan lingkungan
menjadi “dis” terhadap orang yang memiliki tubuh berbeda, dalam adegan yang
terbilang singkat ketika suami istri dalam film tersebut sedang menservice
kacamata hitam milik sang istri, ketika sedang melakukan transaksi akhir sang
tukang service mengatakan jumlah biaya yang harus dibayarkan atas perbaikan
tersebut disana terdapat masalah karena sang suami tidak bisa mendengar apa
yang dikatakan sang penjual, namun sang istri yang dapat mendengar, dam
langsung memberitahu kepada sang suami, dari adegan tersebut secara tidak
langsung dengan kondisi suami dan istri yang kekurangan membuat lingkungan
disekitarnya merasa “dis” dalam hal ini dis secara komunikasi dalam
bertransaksi.
Berbeda dengan Mike Oliver, dalam
pemikiran Judit Butler yang mengatakan Performs
atau performa, dalam film terebut ada adegan bahwa sang istri menjadi imam
sedangkan sang suami menjadi makmum dalam sholat, dalam agama dan kehidupan
yang telah dikontruksi masyarakat, seharusnya lelakilah yang menjadi imam untuk
sang istri, lelakilah yang seharusnya menjadi pemimpin dalam sholat maupun
berumah tangga, karena pada umumnya dalam masyarakat lelakilah yang memimpin
perempuan.
aspek tribal dan karakter individu sebenarnya dapat diminimalisir, dengan bermain sandiwara atau menurut Goffment disebut sebagai Dramaturgis. Dramaturgi sendiri dibagi menjadi 2 yaitu front stage dan back stage. Jadi ketika seseorang berada di ranah publik ia dapat bermain sandiwara sesuai dengan sesuatu yang dianggap ideal oleh masyarakat (front stage). Sedangkan ketika seseorang berada dalam ranah privat ia dapat melepaskan peran yang dia mainkan dan menjadi dirinya sendiri. Sehingga stigma dan dramaturgis sangat berhubunan khususnya untuk meminimalisis bentuk discreditable stigma.
BalasHapus