Rabu, 25 Juni 2014

Ramdani (115120100111036) Kesenjangan & Ekslusi Sosial

Ramdani (115120100111036) – A.SOS.6
Respon Paper I Kesenjangan dan Ekslusi Sosial

Economic and Development
Kedaulatan ekonomi
Opportunity Economic yang berkembang di era modernisasi ini menyebabkan masyarakat kehilangan sifat kedirianya (Sapere aude) karena semua yang ada saat ini telah terstandarisasikan oleh kaum kapitalisme sehingga semua yang ada di dalam masyarakat terlihat telah terkotak-kotakan oleh standarisasi tersebut. Dalam pemikiran yang dituangkan oleh adam smith yang berbanding terbalik dengan pemikiran Marx, sedangkan Smith berpendapat bahwa barisan individulah yang menentukan keadaan atau posisi sosial seseorang dalam berkehidupan dengan masyarakat. Namun berbeda dengan Marx dan Smith, lain halnya dengan Hegelian dengan pemikiran utilitarian yang dalam keadaan ekonomi tidak menghargai minoritas, “greatest, happines, number” kebahagiaan diberikan kepada orang banyak atau minoritas. Seperti halnya dalam beras ada beberapa gabah, kita harus menghilangkan gabahnya bukan menghilangkan beras, karena dalam hal ini beras (kebanyakan/mayoritas) sedangkan gabah (minoritas).
Ahmad Yaseer (India, 2008)  mengatakan bahwa nahwa kedaulatan ekonomi terbagi menjadi lima yaitu: ekonomi, opportuniy, traditional value (makanan dll), depretation dan pedapatan. Ahmad Yaser juga membagi social ekslution menjadi dua, yakni social ekslution pasif adalah orang minoritas yang tidak memiliki hak mengembangkan, dan social ekslution aktif adalah mereka tidak memiliki tawaran. Dalam pemikiran lainya Yaseer juga menjelaskan mengenai lost current of output yakni orang yang tidak menghasilkan apa-apa, long term aspect yakni orang yang tidak memiliki skill, lost of freedom yakni hilangnya kebebasan yang dimiliki seseorang atau individu, psychology HAM and missionary yakni tekanan psikologis yang didapatkan karena masyarakat tidak menerima, health and mental seperti halnya PSK, ODHA, difabel. Motivation lost and future work, gender and ras, weakening of social values.
Ekslusi sosial adalah proses yang menghalangi atau menghambat individu dan keluarga, kelompok dari sumber daya yang dibutuhkan untuk berpartisipasi dalam kegiatan sosial, ekonomi dan politik di dalam masyarakat yang utuh. Melalui proses inilah individu atau kelompok masyarakat untuk beberapa periode waktu kehidupan terputus dari layanan, jejaring sosial dan peluang berkembang yang sebenarnya dinikmati sebagian orang.
Komponen dalam ekslusi sosial (Pierson, 2002)
Kemiskinan dan kelompok berpendapat rendah akses terhadap pekerjaan masih rendah.
1.      RED (Redistribution Discourse)
2.      MUD (Moral Underclass Discourse)
3.      SID (Social Integration Discourse)
Marx Theory menjelaskan tentang masalah teori tradisional mengenai devian, tradisional teori tentang devian melihat devian sebagai fenomena yang sifatnya episodik dan sementara, tradisional teori tentang devian secara esensial mengabaikan struktur dan bersifat bersifat ahistoris dalam analisisnya. Beberapa sosiolog melihat bahwa perlu adanya teori atau penjelasan tentang hubungan antara devian-struktur sosial perubahan sosial. Kajian mengenai ‘kontrol’ digagas dan melengkapi kajian baru tentang devian. Mekanisme ‘kontrol’ awalnya dilihat sebagai mekanisme alami atas perilaku yang menyimpang namun sesungguhnya ‘kontrol’ juga memunculkan devian, teori Marx menjadi teori kritis yang mencoba melihat devian dan kontrol melalui konsep devian production.
Tesis utama Marx yang menganalisis devian, Marx terlebih dahulu melihat insfrastruktur yaitu hal yang berkaitan dengan ekonomi dan suprastruktur yaitu hal yang berkaitan dengan budaya, politik dan lain-lain. Marx juga menjelaskan masalah devian meuncul karena adanya pertentangan dari kaum minoritas terhadap dominasi kelas, Marx juga melihat masyarakat sebagai struktur (strukturalisme)
Devian production Marx melihat semua aspek dimana populasi (masyarakat) secara struktural dihasilkan, dibentuk dan dimanipulasi didalam kategori sosial yang disebut dengan devian, dapat dimengerti dalam hubungan dengan kelas di masyarakat perubahan apapun terkait dengan materialisme, insfrastruktur mengubah superstruktur mejadi materialisme.

 Ramdani (115120100111036) – A.SOS.6
Respon Paper II Kesenjangan dan Ekslusi Sosial

Menurut Emile Durkheim Masayarakat terdiri dari individu-individu, perjumpaan pertama dengan dunia adalah tubuh semua dilihat dari tubuh atau fisik, misalnya keburukan atau kecantikan, hitam atau putih, gemuk atau kurus, tinggi atau pendek dll. Masyarakat berkembang scara dinamis, seirng dengan berkembangnya masyarakat menyebabkan penilaian terhadap tubuh atau fisik semakin nyata atau jelas, konsekuensi melalui tubuh, tubuh menjadi wilayah penting bagi manusia untuk bertemu dengan dunia. Bagaimana kita memaknai tubuh?Tubuh menjadi tanda ketika kita memaknai tubuh kita sendiri.
            Tubuh sebagai analisa
1.      Judit Butler
Gender adalah konstruksi yang merupakan pengalaman individu-individu.Performa atau perform individu mengonstruksi gender. Individu mengkonstruksikan gender sesuai dengan performa atau kondisi fisik seseorang, apabila ada individu yang berbeda atau kekurangan secara fisik maka akan di sebut “cacat”. Gender is experience pengertian gender adalah hal-hal yang dialami atau pengalaman yang secara continue terkonstruksi dalam pikiran invidu. Bagaimana manusia memaknai dirinya sendiri dan menciptakan identitasnya, bagaimana memformakan diri sendiri. Sesuatu harus merefer dari tubuhnya. Yang terjadi saat ini yang membedakan antara “normal” dan “cacat” disebabkan adanya dominasi makna yang terjadi dalam masyarakat. Feminis yang menentukan bentuk tubuh adalah masyarakat
2.      Mike Oliver
Tubuh berbeda menjadi objek, karena hal yang telah terkonstruksi dalam masyarakat adalah orang yang memiliki tubuh sempurna, maka apabila ada individu yang kekurangan atau berbeda akan menjadi objek, seperti halnya label “difabel”. Lingkungan menentukan tubuh, karena yang ada dalam masyarakat terdapat dominasi makna. Lingkungan menjadikan ‘dis’. Hal itu terjadi karena adanya miss antara orang yang mengganggap “normal” terhadap orang yang dianggap “cacat”. Kapitalisme dan materialisme di sebut dengan social model, Bukankah perbedaan itu biasa?. Kelompok-kelompok tubuh yang berbeda menjadi selalu menjadi ‘perhatian’ sendiri Sebenernya kata “cacat” itu tidak ada. Istilah ini dibuat oleh orang-orang “normal”. Cacat, ketika lingkungan itu tidak mendukung “saya”. Hal ini karena danya pengaruh dari kapitalisme.
3.      Foucault
·         Regime of truth
·    Govermentally, bagaimana tubuh itu dibentuk sesuai dengan keinginan yang berkempentingan,  contoh: orang pintar masuk sekolah favorit, cacat masuk SLB dll.
·         Manusia ditata sesuai dengan tubuhnya
·         Setiap individu, mempunyai adaptasi, bisa menyesuaikan dengan kebutuhan sehari-hari.
·         Candy menganggap aneh orang yang tidak punya tangan mempoto, padahal tubuh itu bisa beradaptasi karena biasa.
·         Setiap hal yang berbeda itu bukannya tidak bisa.
·         Masyarakat “normal” sering menganggapnya “aneh” sehingga muncul deskriminasi.

Stigma dan identitas sosial
Mazhab strukturalis
Society dianggap sebagai :
1.      Kumpulan individu yang mempunyai akibat yang natural.
2.      Rutinitas hubungan sosial mengantisipasi atribut dari luar natural.
3.      Kehadiran yang lain dari masyarakat pada dasarnya adalah wujud dari kategori dan akibat yang melekat pada individu yang disebut identitas sosial.
Social identity terbagi menjadi dua, yaitu:
1.      Virtual social identity adalah asumsi yang muncul menghubungkan dengan realitas yang belum terbentuk sepenuhnya karakter cenderung menyalahkan.
2.      Actual social identity adalah kategori atau atribut yang realitasnya dapat terbukti.
Identitas sosial adalah definisi seseorang tentang siapa dirinya, termasuk didalamnya atribut sosial  atau personal dan atribut yang dibaginya bersama dengan orang lain, seperti gender dan ras.
Stigma ada karena adanya kesenjangan antara dan masalah identitas menimbulkan stigma. Stigma menimbulkan deskriminasi dan dianggap berbeda. Stigma sendiri dibentuk oleh struktur masyarakay. Stigmanisasi adalah sifat merendahkan di dalam masyarakat individu atau kelompok dalam masyarakat.
3 tipe stigma, yakni stigma cacat fisik yaitu prasangka individu atau masyarakat terhadap individu lain yang memiliki kekurangan atau yang bisa disebut difabel. Stigma karakter individu yakni prasangka individu atau masyarakat terhadap individu lain berdasarkan karakter individu yang tidak sesuai dengan hal yang seharusnya, stigma kesukuan atau verbal atau gagasan atau agama.
 Teori stigma (Ervin Goffman)
·         Stigma adalah relasi bahasa.
·         Stigma adalah processor untuk mengonfirmasi ketidakbiasaan orang lain.
·         Stigma memunculkan inferioritas terhadap orang yang menjadi objek dari stigma itu sendiri.
·         Stigma menyalahkan atribut yang melekat pada individu atas ketidaksempurnaan.
·         Stigma memunculkan deskriminasi.

Ramdani (115120100111036) – A.SOS.6
Kesenjangan dan Ekslusi Sosial

Dalam film “Berawal dari A”, dapat dianalisis melalui teori yang dikemukakan oleh Mike Oliver yang menyatakan tubuh berbeda menjadi objek, dapat terlihat dari isi film yang menampilkan dan menceritakan tentang suami istri, sang suami menderita Tuna Rungu sedangkan sang istri menderita Tuna Netra. Tanpa mengesampingkan isi dan amanat dari cerita film tersebut, jika dianalisis lebih lanjut dalam film tersebut menonjolkan kekurangan dari masing-masing individu tersebut, seperti sang suami dan istri namun mereka saling melengkapi, tidak bisa disangkali mereka merupakan tokoh utama dalam cerita tersebut.
Lebih lanjut lagi dalam pemikiran Mike Oliver yang menyatakan lingkungan menjadi “dis” terhadap orang yang memiliki tubuh berbeda, dalam adegan yang terbilang singkat ketika suami istri dalam film tersebut sedang menservice kacamata hitam milik sang istri, ketika sedang melakukan transaksi akhir sang tukang service mengatakan jumlah biaya yang harus dibayarkan atas perbaikan tersebut disana terdapat masalah karena sang suami tidak bisa mendengar apa yang dikatakan sang penjual, namun sang istri yang dapat mendengar, dam langsung memberitahu kepada sang suami, dari adegan tersebut secara tidak langsung dengan kondisi suami dan istri yang kekurangan membuat lingkungan disekitarnya merasa “dis” dalam hal ini dis secara komunikasi dalam bertransaksi.
Berbeda dengan Mike Oliver, dalam pemikiran Judit Butler yang mengatakan Performs atau performa, dalam film terebut ada adegan bahwa sang istri menjadi imam sedangkan sang suami menjadi makmum dalam sholat, dalam agama dan kehidupan yang telah dikontruksi masyarakat, seharusnya lelakilah yang menjadi imam untuk sang istri, lelakilah yang seharusnya menjadi pemimpin dalam sholat maupun berumah tangga, karena pada umumnya dalam masyarakat lelakilah yang memimpin perempuan.







1 komentar:

  1. aspek tribal dan karakter individu sebenarnya dapat diminimalisir, dengan bermain sandiwara atau menurut Goffment disebut sebagai Dramaturgis. Dramaturgi sendiri dibagi menjadi 2 yaitu front stage dan back stage. Jadi ketika seseorang berada di ranah publik ia dapat bermain sandiwara sesuai dengan sesuatu yang dianggap ideal oleh masyarakat (front stage). Sedangkan ketika seseorang berada dalam ranah privat ia dapat melepaskan peran yang dia mainkan dan menjadi dirinya sendiri. Sehingga stigma dan dramaturgis sangat berhubunan khususnya untuk meminimalisis bentuk discreditable stigma.

    BalasHapus